Rabu, 21 September 2011

etika


TUGAS ETIKA
Disusun Oleh:
1.      Ahmad Zainul Wafa
2.      Imam Fitrin
3.      Sholihuddin
4.      Ulin Nuha
5.      Handaryatun
6.      Mamba’ul Hikmah
PengertianEtiket

Sebagus-bagusnya prestasi kerja diiringi dengan keseriusan, jika kita luput beretiket denganbaik bisa berakibat fatal dan bahkan bisa menjadi kontraproduktif. Dalam teori, etiket merupakan suatu cara bagi orang untuk mengekspresikan sikap saling menghormati antara satu sama lain.
Akan tetapi, etiket yang berlaku di suatu tempat bisa berbeda dengan etiket yang diterapkan di tempat lain, sehingga ada baiknya untuk lebih berhati-hati dan mencermati kebiasaan yang berlaku di tempat itu.

DalamKamusUmumBahasa Indonesia diberikan beberapa arti dari kata “etiket”, yaitu :
1. Etiket (Belanda) secarik kertas yang ditempelkan pada kemasan barang-barang (dagang) yang bertuliskan nama, isi, dan sebagainya tentang barang itu.
2. Etiket (Perancis) adat sopan santun atau tatakrama yang perlu selalu diperhatikan dalam pergaulan agar hubungan selalu baik.

Berikut ini beberapa pengertian tentang etiket;
1.      Etiket adalah suatu sikap seperti sopan santun atau aturan lainnya yang mengatur hubungan antara kelompok manusia yang beradab dalam pergaulan.
2.      Etiket juga diartikan sebagai tata aturan sopan santun yang disetujui oleh masyarakat tertenu menjadi norma serta panutaan dalam bertingkah laku sebagai anggota masyarakat yang baik dan menyenangkan.
3.      Etiket juga berarti ajaran sopan santun yang berlaku bila manusia bergaul atau berkelompok dengan manusia lain. Etiket tidak berlaku bila seorang manusia hidup sendiri misalnya hidup di sebuah pulau terpencil atau di tengah hutan.
Perbedaan Etiket dengan Etika

K. Bertens dalam bukunya yang berjudul “Etika” (2000) memberikan 4 (empat) macam perbedaan etiket dengan etika, yaitu:
1. Etiket menyangkut cara (tataacara) suatu perbuatan harus dilakukan manusia. Misal :Ketika saya menyerahkan sesuatu kepada orang lain, saya harus menyerahkannya dengan menggunakan tangan kanan. Jika saya menyerahkannya dengan tangan kiri, maka saya dianggap melanggar etiket.
Etika menyangkut cara dilakukannya suatu perbuatan sekaligus member norma dari perbuatan itu sendiri. Misal: Dilarang mengambil barang milik orang lain tanpa izin karena mengambil barang milik orang lain tanpa izin sama artinya dengan mencuri. “Jangan mencuri” merupakan suatu norma etika. Di sini tidak dipersoalkan apakah pencuri tersebut mencuri dengan tangan kanan atau tangan kiri.
2. Etiket hanya berlaku dalam situasi dimana kita tidak seorang diri (ada orang lain di sekitar kita). Bila tidak ada orang lain di sekitar kita atau tidak ada saksi mata, maka etiket tidak berlaku. Misal :Saya sedang makan bersama bersama teman sambil meletakkan kaki saya di atas meja makan, maka saya dianggap melanggar etiket. Tetapi kalau saya sedang makan sendirian (tidak ada orang lain), maka saya tidak melanggar etiket jika saya makan dengan cara demikian.
Etika selalu berlaku, baik kita sedang sendiri atau bersama orang lain. Misal: Larangan mencuri selalu berlaku, baik sedang sendiri atau ada orang lain. Atau barang yang dipinjam selalu harus dikembalikan meskipun si empunya barang sudah lupa.
3. Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam satu kebudayaan, bisa saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain. Misal :makan dengan tangan atau bersendawa waktu makan.
Etika bersifat absolut.“Jangan mencuri”, “Jangan membunuh” merupakan prinsip-prinsip etika yang tidak bisa ditawar-tawar.
4..Etiket memandang manusia dari segi lahiriah saja. Orang yang berpegang pada etiket bisa juga bersifat munafik. Misal :Bisas aja orang tampil sebagai “manusia berbulu ayam”, dari luar sangat sopan dan halus, tapi di dalam penuh kebusukan.
Etika memandang manusia dari segi dalam. Orang yang etis tidak mungkin bersifat munafik, sebab orang yang bersikap etis pasti orang yang sungguh-sungguh baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar