Jumat, 16 September 2011

ANALISIS DRAMA LAWAN CATUR


ANALISIS DRAMA
LAWAN CATUR
KARYA KENNETH ARTHUR (KENNETH SAWYER GOODMAN)
TERJEMAHAN WS RENDRA
Sebagai Tugas Apresiasi Drama

Disusun oleh:
Nama                             : Imam Fitrin
NIM                     : 2101409154
Jurusan               : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Dosen Pengampu : Nas Haryati

FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2010

BAB I PENDAHULUAN

Drama adalah salah satu genre sastra yang berada pada dua dunia seni, yaitu seni sastra dan seni pertunjukan atau teater. Orang yang melihat drama sebagai seni sastra menunjukkan perhatiannya pada seni tulis teks drama yang dinamakan juga dengan seni lakon. Teknik penulisan teks drama berbeda dengan teknik penulisan puisi atau prosa. Orang yang menganggap drama sebagai seni pertunjukan (teater) fokus perhatiannya ditujukan pada pertunjukannya atau pementasannya, tidak semata pada teksnya saja. Teks sastra menurut pandangan mereka hanyalah bagian dari seni pertunjukan yang harus berpadu dengan unsur lainnya, yaitu: gerak, suara, bunyi, musik, dan rupa. Bahkan sumber ekspresi seni pertunjukan tidak hanya teks drama melainkan juga teks-teks lainnya di luar unsur sastra, seperti: teks pidato, pledoi, dan penyidikan, berita di media massa, esai, dan lain-lain.
Baik drama sebagai karya sastra maupun sebagai bagian dari kelengkapan teater, teks drama selalu mengarah pada pementasan. Hal inilah yang membedakan genre sastra drama dengan genre sastra puisi maupun prosa fiksi. Arah terhadap pementasan itu menyebabkan drama identik dengan pementasan.
Sebagai sebuah teks sastra, drama merupakan suatu genre sastra yang mempunyai konvensi (kaidah) yang dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar. Pertama, yang berhubungan dengan kaidah bentuk, yaitu adanya alur dan pengaluran, tokoh dan penokohan, latar ruang dan waktu, dan perlengkapan (sarana). Kedua, yang berhubungan dengan kaidah stilistika, yaitu bahasa serta dialog yang digunakan sesuai dengan lingkungan sosial, watak yang diemban tokoh, serta amanat yang disampaikan melalui dialog-dialog yang dikemukakan.
Di sisi lain, Remy Silado mengemukakan, dalam memahami teks drama terdapat empat kualifikasi yang perlu diperhatikan. Keempat kualifikasi tersebut adalah: (1) isi dramatik, (2) bahasa dramatik, (3) bentuk dramatik, dan (4) struktur dramatik.
Isi dramatik adalah gagasan yang akan dikemukakan dalam drama. Misalnya, “Sepandai-pandai tupai melompat sekali jatuh juga”. Dari gagasan tersebut, dapat dikembangkan sebuah drama bagaimana seseorang harus berjalan pada jalan yang benar, tidak sombong, karena manusia mempunyai kelemahan. Bahasa dramatik adalah bahasa drama yang digunakan, apakah bahasa prosaik, puitik, atau sosiologik yang akan digunakan.
Bentuk dramatik adalah ragam ekspresi, gaya ekspresi, dan plot literer. Ragam ekspresi yang digunakan secara umum adalah tragedi, komedi, tragedi-komedi, melodrama, dan banyolan (force). Gaya ekspresi adalah visi dan pandangan penulis yang penuangannya sesuai dengan paham atau aliran yang dianut pengarang. Plot literer adalah plot yang terdapat dalam teks drama.
Struktur dramatik adalah perkembangan antara konflik yang muncul, memuncak, dan berakhir. Penampilan bentuk fisik teks drama yang berbeda dengan teks pada fiksi adalah dialog. Melalui dialoglah berkembangnya jalan cerita. Penunjukan tentang latar yang dikehendaki dituliskan dengan rinci.
Berdasarkan atas pandangan tentang struktur drama, siswa dapat mengembangkan pengalamannya yang menarik untuk dituliskan menjadi sebuah teks drama. Mereka bebas memilih tokoh yang akan dituangkan dalam dialognya. Demikian juga dengan latar yang dikehendakinya. Kebebasan berekspresi dalam drama akan dapat membangkitkan aktualisasi diri mereka.
Pada dasarnya drama tidak jauh berbeda dengan karya prosa fiksi. Kesamaan itu berkaitan dengan aspek kesastraan yang terkandung di dalamnya. Namun, ada perbedaan esensial yang membedakan antara karya drama dan karya prosa fiksi, yakni pada tujuannya. Tujuan utama penulisan naskah drama adalah untuk dipentaskan. Semi (1988) menyatakan bahwa drama adalah cerita atau tiruan perilaku manusia yang dipentaskan.
Jika dicermati secara saksama, drama memiliki dua aspek esensial, yakni aspek cerita dan aspek pementasan yang berhubungan dengan seni lakon atau teater. Drama sebenarnya memiliki tiga dimensi, yakni (1) sastra, (2) gerakan, dan (3) ujaran. Oleh karena itu, naskah drama tidak disusun khusus untuk dibaca seperti cerpen atau novel, tetapi lebih daripada itu dalam penciptaan naskah drama sudah dipertimbangkan aspek-aspek pementasannya. Dalam hampir setiap naskah drama selalu ditemukan narasi, dialog, dan arahan tentang petunjuk lakuan atau akting.
BAB II PEMBAHASAN

A.    Sinopsis Drama
Kisah ini berawal dari percakapan pada saat bermain catur antara Samuel dengan bawahannya Antonio. Samuel adalah seorang pemimpin pemerintahan. Dan pada saat permainan catur itu sudah hampir berakhir, datanglah Verka menghadap Samuel. Dia melaporkan telah menangkap Oscar Yakob, yang termasuk komplotan anti pemerintahan dan diketahui berniat membunuh Samuel.
Samuel yang merasa tertantang, malah menyuruh Verka untuk membawa Oscar Yakob menghadapnya tanpa digeledah terlebih dahulu. Walau awalnya bawahannya itu menolak, karena menghawatirkan keselamatan Samuel tapi akhirnya Oscar di bawa juga ke dalam ruangan dan menghadap Samuel.
Samuel lalu memerintahkan bawahannya untuk meninggalkan mereka berdua di ruangan itu. dan di sanalah terjadi perdebatan di antara keduanya. Samuel menantang Oscar dengan membiarkannya mengacungkan pistol ke hadapannya tanpa melawan. Namun di sana Oscar tidak langsung membunuh Samuel, dia malahan dibuat bingung oleh cerita-cerita Samuel yang mengatakan bahwa dirinyalah yang bernama Samuel dan Samuel mengaku bahwa dialah Oscar. Mereka bertukar tempat dari kecil, dan Samuel juga mengatakan bahwa mereka berdua adalah saudara angkat yang sudah lama terpisahkan.
Di sana Oscar mulai bimbang untuk membunuh Samuel atau tidak. Di tengah kebingungan Oscar, Samuel mengatakan mereka berdua memang seharusnya mati. dan Samuel mengajak Oscar untuk meminum racun yang bisa mengakhiri hidup mereka tanpa rasa sakit.
Awalnya Oscar menolak, namun berkat kepintaran dan kelicikan Samuel dalam berkata-kata, Oscar mau melakukannya. Mereka berdua meminum anggur yang sebelumnya sudah diisi serbuk racun.
Tubuh Oscar mulai mati rasa, dan sebelum dia meninggal Samuel mengatakan bahwa dia telah berbohong. Oscar bukan saudara angkatnya, dan mendengar itu Oscar ingin bangkit dan menembak Samuel, namun tidak sempat. Samuel tetap hidup walau sudah minum racun itu karena dia sudah terbiasa dengan ramuan-ramuan yang bisa membunuh orang biasa itu.
Samuel sebenarnya sudah mengetahui riwayat hidup Oscar sejak dia lahir sampai sekarang, karena itulah dia bisa dengan mudah mengarang cerita bahwa mereka saudara angkat.Samuel menang oleh tak tik yang dipikirkannya. Dan setelah kematian Oscar, dia pun meneruskan oermainan catur yang tertunda itu dengan Antonio.

B.     Apresiasi Drama

Drama Lawan Catur merupakan drama karya Kenneth Arthur yang kemudian diterjemahkan oleh seorang sastrawan terkenal yaitu W. S. Rendra. Dalam drama ini pengarang menceritakan sebuah kejadian yang menuntut adanya pemikiran yang tajam dengan menggambarkan kehidupan itu seperti halnya bermain catur. Harus pintar-pintar melangkah jika ingin selamat sampai akhir.
Drama ini tidak memiliki prolog dan juga epilog. Tetapi drama ini tetap seperti drama pada umumnya dalam aspek-aspek lainnya. Penulis akan menganalisis drama dari unsur intrinsik dan ekstrensiknya.
1.      Unsur-Unsur Intrinsik
a.       Tema
Drama ini memiliki tema tentang tak tik seorang dalam menghadapi masalahnya.
b.      Tokoh dan penokohan
1)      Samuel Glaspel, pemimpin pemerintahan yang memiliki perangai tenang dan cerdik.
2)      Antonio, bawahan sekaligus teman main catur Samuel.
3)      Verka, bawahan Samuel yang bertugas menangkap Oscar. Dia juga setia terhadap atasannya.
4)      Oscar Yakob, komplotan anti pemerintah dan mendapat tugas untuk membunuh pimpinan emerintah yaitu Samuel. Dia orang yang mudah terpengaruh dan tidak memiliki pendirian yang kuat, sehingga bisa diakali oleh Samuel.
Pada naskah drama ini penulis menggambarkan watak para tokohnya secara dramatik.
c.       Alur
Alur yang digunakan pada naskah drama ini adalah alur maju.
1)      Perkenalan
Bermula dari permainan catur antara Samuel dan antonio, dan di tengah permainan Verka datang dan mengatakan bahwa Oscar si anti pemerintah telah tertangkap.
2)      Pertikaian
Adanya perbedaan pendapat perlu tidaknya menggeledak Oscar terlebih dahulu sebelum membawanya masuk ke ruangan Samuel.
3)      Perumitan
Di sini Antonio meragukan sikap Samuel yang melarang dilakukannya penggeledahan Oscar.
4)      Klimaks
Oscarpun dibawa masuk ke dalam ruangan dan ditinggal berdua dengan Samuel. Pada saat Oscar ingin menembak Samuel, Samuel mulai mengajak Oscar bicara terlebih dahulu. Menggoyahkan niat Oscar untuk membunuh dirinya.
5)      Anti klimaks
Samuel berhasil menggoyahkan niat Oscar untuk menembaknya, dan digantikan dengan racun yang mereka minum bersama-sama.
6)      Penyelesaian
Pada akhirnya Oscar meninggal karena racun, sedangkan Samuel tidak dikarenakan dia sudah kebal terhadap racun itu. dan akhirnya permainan caturpun dilanjutkannya dengan Antonio.
d.      Latar
Dalam sebuah ruangan yang berisikan meja dan dua buah kursi yang berhadapan. Dan di atas meja tersebut terdapat papan catur beserta anak-anak caturnya. Dan di dalam ruangan itu juga terdapat botol yang berisi anggur beserta cangkirnya.
e.       Amanat
Pada naskah drama ini penulis mengungkapkan untuk tidak mudah percaya oleh bujuk rayu lain. Dan selalu menggunakan akal untuk bisa berpikir dengan cerdas.

f.       Petunjuk teknis
Petunjuk teknis menggambarkan lakuan, watak, adegan, setting, dan suasaa. Petunjuk teknis pada drama ini misalnya tersenyum, main, pergi, ragu-ragu, curiga, tenang, sinis, gelisah, gugup, yakin, mengancam, datar, minum, menata tajam, keluar, dan masuk.

2.      Unsur Ekstrinsik
Pada naskah drama ini terdapat unsur ekstrinsik yang ditonjolkan adalah unsur politik. Yaitu pemerintah memiliki hak untuk menghukum yang mereka anggap bersalah secara bebas.



BAB III PENUTUP

Drama merupakan salah satu genre sastra yang berada pada dua dunia seni, yaitu seni sastra dan seni pertunjukan atau teater. Drama sebagai karya sastra maupun sebagai bagian dari kelengkapan teater, teks drama selalu mengarah pada pementasan. Hal inilah yang membedakan genre sastra drama dengan genre sastra puisi maupun prosa fiksi. Arah terhadap pementasan itu menyebabkan drama identik dengan pementasan.
Pada dasarnya drama tidak jauh berbeda dengan karya prosa fiksi. Kesamaan itu berkaitan dengan aspek kesastraan yang terkandung di dalamnya. Namun, ada perbedaan esensial yang membedakan antara karya drama dan karya prosa fiksi, yakni pada tujuannya. Tujuan utama penulisan naskah drama adalah untuk dipentaskan. Semi (1988) menyatakan bahwa drama adalah cerita atau tiruan perilaku manusia yang dipentaskan.
Drama memiliki dua aspek esensial, yakni aspek cerita dan aspek pementasan yang berhubungan dengan seni lakon atau teater. Drama sebenarnya memiliki tiga dimensi, yakni (1) sastra, (2) gerakan, dan (3) ujaran. Oleh karena itu, naskah drama tidak disusun khusus untuk dibaca seperti cerpen atau novel, tetapi lebih daripada itu dalam penciptaan naskah drama sudah dipertimbangkan aspek-aspek pementasannya.
Drama ini memiliki tema tentang tak tik seorang dalam menghadapi masalahnya. Tokoh dalam drama ini adalah Samuel Glaspel, Antonio, Verka, dan Oscar Yakob, Pada naskah drama ini penulis menggambarkan watak para tokohnya secara dramatik. Alur drama ini ialah perkenalan, pertikaian, perumitan, klimaks, anti klimaks, dan penyelesaian. Latarnya adalah dalam sebuah ruangan yang berisikan meja dan dua buah kursi yang berhadapan. Pada naskah drama ini penulis mengungkapkan untuk tidak mudah percaya oleh bujuk rayu lain. Dan selalu menggunakan akal untuk bisa berpikir dengan cerdas. Petunjuk teknis pada drama ini berupa kata-kata kerja yang menggambarkan adegan atau lakuan dan setting.
Pada naskah drama ini terdapat unsur ekstrinsik yang ditonjolkan adalah unsur politik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar