Selasa, 07 Februari 2012

Paired Storytelling sebagai Alternatif Model Pembelajaran Bercerita


            Di sebuah kelas, guru sedang mengajar materi bercerita kepada siswa. Dalam pembelajaran tersebut, guru meminta siswa tampil membacakan cerita yang telah mereka baca,. Namun, betapa kecewanya sang guru ketika mendapatkan siswanya tidak berani bercerita di depan kelas, takut, bahkan ada yang tidak lancar dan diam membisu. Siswa yang tidak berani tampil tersebut adalah siswa yang mengalami beberapa masalah sewaktu tampil bercerita, seperti takut, lupa, dan grogi sewaktu bercerita di depan teman-temannya. Akibatnya, keterampilan bercerita siswa tidak dikembangkan secara optimal.

Masalah lain yang muncul adalah pada umumnya, siswa yang tampil adalah siswa yang mempunyai keberanian lebih dibandingkan teman-temannya yang lain. Keberanian mereka yang berbeda-beda disebabkan oleh potensi keterampilan bercerita mereka relatif bervariasi. Ada sejumlah siswa yang sudah mampu menyatakan keinginan, perasaan senang, perasaan sedih, perasaan sakit, secara lancar. Pada sebagian siswa yang lain, ada yang belum mampu menyatakan pendapatnya secara runtut, bahkan di antaranya ada yang gagap dalam menyampaikan pendapat dan perasaannya.
Karena siswa tampil satu per satu, hal ini menyebabkan waktu pembelajaran semakin lama. Kurangnya waktu pembelajaran tersebut mengakibatkan guru kurang memberikan perhatian terhadap pembelajaran bercerita. Hal ini dapat dilihat dari metode yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Metode yang digunakan adalah siswa tampil bercerita secara individu sehingga banyak menyita waktu pembelajaran Bahasa Indonesia yang hanya 70 menit tiap pertemuan.
Padahal keterampilan bercerita bagi siswa merupakan salah satu keterampilan berbahasa lisan yang penting untuk dikuasai. Apabila seseorang memiliki keterampilan berbicara yang baik, dia akan memperoleh keuntungan sosial yang berkaitan dengan kegiatan interaksi sosial antarindividu. Keterampilan berbahasa lisan tersebut akan memudahkan siswa berkomunikasi dan mengungkapkan ide atau gagasan kepada orang lain.
Bertolak dari uraian tersebut, dibutuhkan perbaikan dalam pembelajaran bercerita yang dapat mendorong siswa agar aktif tampil bercerita di depan kelas. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar bercerita adalah dengan metode paired storytelling yang memberi kesempatan siswa untuk tampil bercerita di hadapan teman-temannya secara berpasangan. Satu kelompok terdiri atas dua orang siswa. Sewaktu mereka tampil bercerita, pasangan siswa tersebut dapat bercerita secara bergantian dengan judul dan isi cerita yang sama. Dengan metode ini, guru dapat mengefektifkan waktu pembelajaran karena siswa diminta tampil berbicara di depan kelas dengan salah seorang temannya. Selain itu, keunggulan metode ini dalam proses pembelajaran bercerita adalah dengan siswa tampil secara berpasangan, diharapkan dapat memotivasi siswa lain dan menumbuhkan sikap kerja sama dan kekompakan pada diri siswa.
Metode paired storytelling dikembangkan sebagai pendekatan interaktif antara siswa, guru, dan bahan pengajaran. Guru yang menggunakan metode ini harus memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pembelajaran menjadi lebih bermakna, sebagaimana tujuan paired storytelling. Dengan metode ini, siswa dirangsang untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan berimajinasi. Hasil pemikiran mereka akan dihargai sehingga siswa merasa terdorong untuk belajar.
Pemilihan metode paired storytelling dalam pembelajaran bercerita tidak terlepas dari kelebihan-kelebihan yang dimilikinya. Dengan menerapkan metode ini, siswa akan termotivasi dan bekerja sama untuk tampil bercerita. Dalam kelompok tersebut, mereka harus bekerja sama untuk mendapatkan nilai yang terbaik. Siswa yang memiliki kemampuan lebih dalam bercerita akan memotivasi siswa lain yang kurang terampil berbicara di depan kelas.

Shoting Scripct Media Pembelajaran Bahasa Indonesia


 
Kompetensi Dasar       : 12.2 Menulis teks berita secara sing­kat, padat, dan jelas
Kelas/semester            : VIII/2
Sinopsis
            Narator menjelaskan KD yang akan dibelajarkan. Narator memberikan penjelasan sekilas tatacara penulisan berita secara umum kemudian mengerucut pada pemanfaatan media audio visual dalam pembelajaran menulis teks berita. Narator menjelaskan bahwa di dalam video akan ditayangkan seorang wartawan/ pewawancara yang mewawancarai pemanen buah rambutan, pedagang buah rambutan, dan pembeli. Video ini akan menjadi bahan dalam penulisan teks berita dengan tema “musim panen rambutan”.
Setelah penayangan wawancara selesai, narator kembali lagi untuk mempersilahkan siswa untuk memulai mengerjakan tugas menulis teks berita.

Shoting Script
No.
Visual
Kamera
Audio/ Narasi
1.
Pembukaan
Medium
Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
untuk Kelas VIII Semester 2
2.
Judul
Gambar buah rambutan
Musim panen rambutan
3.
Standar Kompetensi:                                   12 Mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman, teks berita, slogan/poster
Kompetensi Dasar:
12.2 Menulis teks berita secara sing­kat, padat, dan jelas
1.      Gambar buah
2.      Gambar pohon rambutan
3.      Gambar orang berjualan rambutan
Instrumen-instrumen

5.
Narator
Medium – close up
Assalamu’alaikum anak-anak,
Dalam pembelajaran berikut ini, kamu akan diajak untuk menguasai kompetensi dasar menulis berita secara singkat, padat, dan jelas. Jelas kompetensi dasar ini penting untuk dikuasai agar kamu memiliki bekal jika suatu saat nanti kamu memilih profesi sebagai wartawan atau jurnalis.
Orang yang profesinya mencari dan menulis berita disebut wartawan atau jurnalis. Berita ditulis secara objektif (apa adanya) dan lugas. Selain itu, wartawan akan memburu berita yang baru saja terjadi atau berita terkini (aktual). Peristiwa-peristiwa yang disajikan dalam berita adalah kejadian-kejadian yang berhubungan dengan politik, ekonomi, sosial, budaya, kriminalitas, olahraga, hobi dan sebagainya.
Untuk menulis berita kamu dapat berpedoman pada adik simba ((apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana) atas peristiwa yang sedang kamu amati.
Secara garis besar menulis berita dapat dilakuan melalui tiga tahap, yaitu:
1. Penulisan garis besar berita dengan berpedoman adik simba.
2. Menulis berita bedasarkan garis besar berita dan pola piramida terbalik.
3. Menyunting naskah berita.
Dalam menulis berita kita dapat menemukan bahannya dari berbagai hal dan peristiwa. Misalnya dari video yang menyajikan suatu peristiwa.
Berikut ini kalian akan menyaksikan tayangan yang dapat dijadikan bahan dalam menulis teks berita.
Selamat menyaksikan!
6.
Wartawan
Medium-Long shot
Beberapa minggu terakhir, para pemilik pohon rambutan maupun pedagang rambutan merauk keuntungan besar karena musim panen rambutan telah tiba.
7.
Wartawan
Medium – close up
Pemirsa, mari kita wawancarai salah seorang pemanen buah rambutan di desa Patemon, Gunungpati.
8.
Wawancara dengan pedagang dan pemilik pohon rambutan
Medium – close up
“Permisi Pak, boleh  minta waktunya sebentar?”
“Ya. Apa yang bisa saya bantu?”
“Saya ingin mengetahui keuntungan bapak dengan datangnya musim panen rambutan ini. Bisa dijelaskan?”
“Saya mendapat untung berlipat semenjak datangnya musim panen rambutan ini. Apalagi buah ini tergolong buah rakyat karena dengan harga cukup murah, yaitu 5.000 rupiah saja sudah bisa mendapatkan satu dompol buah ini. Jadi semua orang bisa menikmatinya dan banyak pula peminatnya.”
“Oh begitu ya, terima kasih Pak atas waktunya.”
“Sama-sama.”
“Demikian wawancara saya dengan salah seorang pedagang buah rambutan di pasar Mranggen. Mari kita wawancara dengan para pembeli buah rambutan.”

Medium – close up
“Saya ingin mengetahui keuntungan bapak dengan datangnya musim panen rambutan ini. Bisa dijelaskan?”
“Ya, tentu. Panen yangbenar-benar pada musimnya ini sangat menguntungkan bagi saya. Dengan 10 pohon saja yang saya miliki saya bisa mendapat omset 500.000 rupiah per pohonnya. Bisa Anda bayangkan kan keuntungan yang saya dapat. Dan buah rambutan ini ka tidak memerlukan perawatan yang serius dan cara memanennya pun mudah.”
“Wah, lumayan ya. Nanti saya boleh ikut mencicipi rambutannya?”
“Boleh. Silahkan.”
“Terima kasih Pak.”
“Sama-sama.”
“Demikian wawancara saya dengan salah seorang pemilik pohon buah rambutan. Mari kita wawancara dengan pedagang yang menjual buah rambutan ini.”
11.
Narator
Medium
Anak-anak kalian telah menyaksikan tayangan wawancara seorang wartawan dengan pedagang dan pembeli buah rambutan.
Sekarang setelah melihat tayangan tersebut kalian diharapkan mampu menulis teks berita dengan singkat, padat, dan jelas.
Terima kasih…
12.
Slide gambar penjual rambutan
Medium
-     Daftar nama kelompok
-     Ucapan terima kasih
13.
Penutup.
Slide gambar-gambar buah rambutan dan pohonnya.
Medium
Musik instrumen

Sutradara                                                                                 : Muslich
Penulis naskah, wartawan, tata suara, dan editor video         : Imam Fitrin
Pedagang dan pemilik pohon rambutan                                  : Sholihuddin
Narator                                                                                    : Nur Ula Fahman Habibi
Kameramen                                                                             : Ahmad Zainul Wafa
Pembantu umum                                                                     : Ulin Nuha

Moral Remaja


Zaman Semakin Maju, Moral Semakin Mundur
Majunya suatu peradaban ditadai dengan majunya suatu teknologi. Di zaman sekarang, tidak perlu dilakukan lagi. Apalagi dengan datangnya jaringan internet yang bahkan sudah merambah ke desa-desa yang dianggap pelosok sekalipun. Dari manapun kita dapat mengakses yang namanya internet. Di desa dan kecamatan sudah banyak berdiri warnet-warnet yang menawarkan harga murah untuk sewanya. Sehingga kalangan remaja pun dengan mudahbisa menggunakannya hanya dengan menyisihkan sebagian uang jajannya.
Internet tidak lagi sebatas dapat diakses dari komputer saja. Handphone dengan berbagai fasilitas canggih ditawarkan dengan harga yang semakin murah hingga kalangan dengan kantong pas-pasan pun dengan mudah dapat memilikinya. Dengan handphone ini kita dapa memanfaatkannya untukk mengakses internet. Namun mudahnya akses internet tidak slalu dimanfaatkan dengan baik oleh para penggunanya. Apalagi oleh para ABG yang notabene memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Tidak jarang kita jumpai link-link yang seharusnya tidak ditampilkan sembarangan. Pernah saya melihat di situs-situs unduh mp3 atau yang lainnya yang juga menawarkan link untuk mengunduh video porno atau yang istilah ngetrendnya bokep. Selain itu, link cerita-cerita dewasa dan gambar-gambar porno juga banyak tersedia. Hal ini tentunya sangat memancing rasa penasaran para ABG itu.
Sebagai orang desa yang sehari-harinya hidup di sebuah kota, untuk pertama kalinya saya agak kaget dengan beberapa pengakuan teman-teman saya dan juga oleh mata kepala saya sendiri. Di tempat saya menimba ilmu di sebuah daerah di Semarang Atas ini, setiap sore banyak berlalu lalang pasangan muda-mudi yang noabene adalah mahasiswa dan mahasiswi berboncengan sangat mesra tanpa memperhatikan norma. Bahkan di jam-jam malam juga sering saya mendapatinya. Mungkin hal itu dianggap wajar di kota.
Di kampus, terkadang mahasiswa melakukan kegiatan atau ikut UKM yang kegiatannya sampai larut malam bahkan sampai matahari menampakkan dirinya kembali dari timur. Hal ini saya ketahui saat saya hotspotan di kampus semalam suntuk. Terlihat pasangan muda-mudi yang tentunya mahasiswa dan mahasiswi berboncengan sepasang-sepasang. Mungkin awalnya hanya hal biasa saja. Tapi tidak bagi saya yang penuh dengan rasa curiga. Saya iseng-iseng jalan mengelilingi fakultas dan terlihat muda-mudi berpasangan dan menghadapi satu laptop. Mungkinkah hanya internetan saja atau nonton yang lainnya? Saya tidak tahu persis.
Pengakuan datang dari penjaga gedung kampus saya yang sewaktu pagi membuka ruang-ruang untuk perkuliahan didapati kondom-kondom bekas pakai. Tentu pemakainya mahasiswa yang pada malam harinya datang di kampus. Untuk menangulangi masalah tersebut, tangga menuju lantai dua dan lantai tiga dikunci agar tidak bisa diakses. Berdasarkan pengakuan teman saya yang mempunyai kebiasaan semalam-malamnya hotspotan di kampus, ia pernah mendapati sepasang mahasiswa dan mahasiswi yang ketahuan bugil dan sedang beradegan layaknya suami istri di tangga kampus (Kebetulan tangga di gedung kuliah saya ada dua jalur. Yang tengah sudah dikunci namun yang samping masih dapat diakses tetapi tidak sampai masuk ke dalam ruang kelas. Ini masih bisa dimanfaatkan oleh orang-orang tersebut). Teman saya tidak melaporkannya kepada penjaga malam karena ia sempat shock dengan hal yang baru disaksikannya sendiri. Itu sih yang ketahuan. Tapi yang tidak ketahuan tentunya masih banyak. Apalagi beberapa bulan yang lalu juga terdapat jkabarburuk tentang tersebarnya video sepasang mahasiswa dan mahasiswi kampus saya yang sedang beradegan suami istri. Hal ini tidak dapat dibantah lagi meskipun saya tidak mengetahui benar kasusnya. Memang ironis.
Selain di kampus, di kos-kosan sekarang juga banyak yang memberikan kebebasan bagi para penghuninya membawa lain jenis masuk ke dalam kamarnya. Hal ini selayaknya menjadi pengawasan para pemilik kos di manapun karena kos-kosan menjadi pengganti hotel yang murah untuk melakukan hal tersebut. Akhirnya kos-kosan menjadi tempat pelacuran dan para penghuninya menjadi wanita dan pria tuna susila.
Selain di tempat saya, saya juga pernah mendapat pengakuan teman saya kuliah di Demak. Ia mengakui bahwa hubungan laki-laki dan wanita bebas-bebas saja asalkan tidak sampai hamil duluan. Sungguh tragis memang pengakuan tersebut. Sama halnya dengan pengakuan teman saya yang kuliah di Kudus yang menceritakan tentang temannya yang melakukan pemanasan dulu dengan ML (Making Love) sebelum olahraga futsal.
Apakah hal tersebut layak dilakukan? Apalagi oleh para pemuda-pemudi yang terpelajar yang seharusnya menjunjung tinggi nilai-nilai moral. Tragis memang. Kenyataan menunjukkan semakin maju pemikiran orang tersebut bukannya digunakan untuk kebaikan tetapi malah digunakan untuk hal sebaliknya. Dengan kepintaran dan kecerdasan tersebut digunakan untuk mengakali agar tidak hamil duluan. SEMAKIN MAJU ZAMAN, SEMAKIN MAJU TEKNOLOGI, SEMAKIN MAJU PENGETAHUAN, TETAPI SEMAKIN MUNDUR MORAL DAN IMAN. ASTAGHFIRULLOHAL ADHIM.